Jumat, 27 September 2013

Saat Aku Menjadi Kelas XI


Dillaaaaaa bangunnnnn.. terdengar suara ibu yang berteriak membangunkan Dilla yang dari tadi enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya..
“ iya bu, sebentar lagi” jawab dilla pada ibunya..
“ ini sudah jam 7 lebih dilla, bukannya hari ini adalah hari pertamamu untuk sekolah” jawab ibu pada dilla
“ Hah? Apa?  Serius bu? “ ucap dilla terkejut dan segera bangkit dari kasurnya
“ lihat jam, kalau tidak percaya  “ balas ibu sambil meninggalkan kamar dilla..
Dilla pun terlihat sangat terburu buru dan secepat mungkin untuk bergegas mandi agar tidak terlambat kesekolah,, selesai mandi dilla pun segera berpamitan kepada ibunya untuk berangkat kesekolah..
“ dilla pergi ya bu, “ pamit dilla pada ibunya
“ tidak makan lagi nak? “ tanya ibu pada dilla
“ tidak bu, nanti saja bisa makan di kantin, assalammu’alaikum “  dilla pun segera meninggalkan rumah,
“ yasudah kalau begitu, wa’alaikumsalam” jawab ibu pada dilla
Dilla pun segera meninggalkan rumah dengan mengendarai sepedah motornya dengan kecepatan yang lumayan cepat.. “ hari pertama ga boleh terlambat nih, harus memberi kan kesan yang baik “ ucapnya dalam hati..
5 menit kemudian dilla pun telah sampai di area parkir sekolah, dan dilla berlari kecil untuk kedepan gerbang sekolah, dan ternya dilla belum terlambat..
Saat dilla berjalan menuju ruang kelas dilla bertemu dengan teman sekelasnya waktu kelas X dia bernama Melisa, Melisa pun segera memanggil Dilla
“ heii dilla, apa kabar? Liburan kemana saja? “  tanya melisa pada dilla
“ eh kamu mel, alhamdulilah baik kok, liburan di rumah aja nih ga kemana kemana” jawab dilla
“ oh gitu, kirain liburan ke paris “ canda melisa pada dilla
“ ahh, kamu mell bisa aja, haha“ jawab dilla sambil tertawa kecil
“ semoga kita nanti sekelas lagi ya dil “
“ aamiin, semoga saja “
Dilla dan Melisa pun segera menuju ke lapangan upacara, untuk mendengarkan pengumuman pembagian kelas yang akan di umumkan kepala sekolah.
            Setelah sekitar 45 menit amanat yang di sampaikan pun selesai. Dan tibalah saatnya pembagian kelas, kepala sekolah pun berkata
“ untuk anak kelas XII siswa-siswinya tidak di pecah dan kelasnya tetap seperti waktu kelas XI, “ setelah kepala sekolah berkata seperti itu terdengarlah sorak gembira dari kakak-kakak kelas                                                             
 Kepala sekolah pun lalu melanjutkan pengumumannya kembali.. “ Untuk kelas X, siswa-siswinya juga masih tetap seperti waktu MOS” terdengar lagi suara gembira dari anak-anak kelas X                                                                                                                                                    Dan kini tibalah waktunya pembagian kelas untuk kelas XI
“ untuk anak kelas XI, bisa mencari kelasnya masing-masing, sesuai penjurusan yang telah dipilih, nama-nama siswanya sudah di tempel di pintu-pintu kelas XI ” terdengar juga suara gembira dari anak –anak kelas XI..
Setelah pengumuman dari kepala sekola selesai lalu, siswa-siswi  pun segera berhamburan berlari-lari untuk mencari kelasnya masing-masing.. Begitupun dengan Dilla yang sangat bingung dan deg-degan mencari-cari kelas manakah yang menjadi kelasnya.. Pada saat Dilla sedang kebingungan mencari kelasnya datanglah teman dilla waktu kelas X dulu yang bernama Deka
“ Dillaa, dilla,, kita satu kelas lagii “
“ Hah? Yang bener dek? Kamu lihat dimana?
“ Beneran dil, aku lihat nama kamu ada di kelas XI IPA 5, disana juga ada nama, Melisa,Yogi, dan kamu dil, kalau kamu ga percaya mari ikut aku ke kelas itu”
“ Oke baiklah kalau begitu”
Dilla dan Deka pun bergegas menuju kelas XI IPA 5
“ Yeee, akhirnya alhamdulilah aku masuk kelas IPA 5” ucap dilla dengan nada senang
“ Iyaa dil, alhamdulilahh,, oh iya dil bagaimana kalau kita duduk sebangku saja” ujar deka pada dilla
“ Baiklah deka, kalau aku sih mau-mau saja “
“ Oke , mari kita masuk dil, ”
“ ayokk “
Setelah beberapa menit di dalam kelas, akhirnya suara bel pun berbunyii
Tak lama kemudian datanglah seorang ibu guru yang mungkin belum banyak anak-anak XI IPA 5 yang mengetahui namanya, lalu beliau pun memperkenalkan namanya
“ Assalamu’alaikum “  ucap ibu guru memberi salam
“ Wa’alaikum salam “ jawab murid-murid serentak
“ Baiklah anak-anak ada yang sudah kenal dengan ibu ? “ tanya ibu guru pada muridnya
“ Belum buuu,,” jawab murid-murid
“ Yasudah, kalau begitu ibu akan memperkenalkan diri, nama ibu Fiska Reni,S.pd  ibu adalah wali kelas kalian di kelas XI ini “ ucap ibu guru memperkenalkan dirinya
Setelah Perkenalan wali kelas selesai,kini tibalah saatnya murid-murid mencatat jadwal pelajaran dan pembagian perangkat kelas..                                                                                                                         Tak terasa bel sekolah pun telah berdering, saatnya pulang sekolah..
-          Ke Esokan Harinya    -
Pelajaran pun dimulai seperti biasa, mulai dari perkenalan guru-guru, interaksi murid dan guru, seminggu pun lewatlah sudah masa-masa perkenalan itu, dan Dilla pun mulai menyukai pelajaran-pelajaran yang ada di kelas XI itu, terutama pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah Dilla sukai sejak dilla duduk di bangku Sekolah Dasar.
                      Hari Kamis tepatnya pada jam ke 7-8, merupakan hari yang sangat Dilla tunggu di karenakan di hari Kamis itu ada pelajaran yang sangat Dilla sukai yaitu Bahasa Indonesia,,
Guru Bahasa Indonesia yang bernama Pak Rabin pun masuk kekelas Ipa 5, dan mulai mengajar, Pada saat Pak Rabin menyampaikan materi tentang Wawancara, Pak Rabin berkata bahwa di kelas XI ini Pak Rabin pun memberi satu tantangan kepada murid-murid  bahwa  Pak Rabin menyukai orang-orang yang aktif di dalam kelas, dan Pak Rabin pun mengharapkan bahwa anak-anak di kelas Ipa 5 ini aktif dalam berbicara..
Setelah Pak Rabin berbicara seperti itu, dilla pun mulai kelihatan gugup dan dia langsung berbicara pada Deka
“ Dek, bagaimana ini .. bapak ini mengharapkan kita aktif dalam berbicara , sedangkan aku , aku selalu gugup apabila berbicara di depan banyak orang , apalagi dalam diskusi”
“ yah dilla, kan namanya belajar kenapa mesti takut? Bukannya kamu sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dil ?
“ iya sih deka, aku memang menyukai pelajaran Bahasa Indonesia, tapi kan yang biasanya di pelajari itu berupa Materi, bukan soal kita harus aktif dalam berbicara “
“ nahh, ituu adalah sebuah tantangan yang harus kamu kerjakan, biar pemahaman Bahasa Indonesia kamu bukan hanya di materi saja tapi juga, untuk memperlancar kita dalam berbicara, hitung-hitung kita latihan ngomong lah dil, dari pada kita nanti pas udah kuliah ga lancar ngomong pada saat diskusi kan kita bisa malu dil,, lebih baik sekarang kan kita belajar, dalam berbicara, biar lama kelamaan bisa terbiasa dalam berbicara”
“ hmm,, perkataan kamu ada benarnya juga deka,, baiklah .. terimakasih deka atas sarannya “
“ iya dilla, sama-sama”
                 Dan tanpa di sangka dan tanpa di duga Pak Rabin pun memberikan satu Tugas drama untuk murid-muridnya dan juga nilai dari tugas drama ini nantinya untuk nilai praktek Bahasa Indonesia
“ Anak-anak, bapak akan memberikan satu tugas untuk kalian “
“ Wahhh,, Tugas apa pak? “ jawab murid-murid serentak
“ Drama.. “
“ Yeee,, Horeeeeee.... “
“ Tapi, perlu kalian ingat anak-anak, bapak mengharapkan semua anggota kelompok itu berbicara, dan harus bisa menguasai perannya “
“ Baiklah pak, kami akan berusaha semaksimal mungkin “
“ Sekarang, bapak akan membentuk kelompok drama untuk kalian, kalau kalian yang membentuk kelompok, kasian yang anak-anak yang jarang berbicara bisa-bisa nilainya jatuh di drama ini, jadi bapak yang akan membentuk kelompok ini secara adil, dan untuk judul dramanya bebas. “
“ Baiklah pak kalau begitu “
Setelah selesai membentuk kelompok, Bel pulang pun berbunyi .. Pak Rabin pun segera meninggalkan kelas, begitu juga dengan anak-anak XI IPA 5
                          ----------------------------------------------------------------------------
                 Waktu yang di tunggu-tunggu pun tiba, tugas drama yang menjadi tugas murid-murid pun di pentaskan,                                                                                                                                 setelah selesai pementasan drama murid-murid pun merasa puas dengan kerja kerasnya selama ini. Dan dilla pun kini mulai berani dalam berbicara, semua di karenakan adanya praktek drama yang di tugaskan dari Pak Rabin.                                                                                                         Ke esokan harinya tepatnya hari Sabtu Pak Rabin pun kembali masuk ke kelas XI Ipa 5
“ Anak-anak, menjelang ulangan semester ini, bapak akan mengumumkan nilai-nilai kalian selama belajar 6 bulan ini.”
“  Waduh, Baiklah pak “ jawab murid-murid serentak
“ Pakk, bagaimana dengan nilaiku, apakah nilai-nilai ku bagus semua pak “ terdengar teriakan dari salah satu murid
“ Lihat saja, nanti kita hitung bersama-sama, nilaimu berapa, “
“ oke pak “ jawab anak itu
“ Baiklah, sekarang keluarkan kalkulator, dan kita hitung nilai kalian bersama-sama, ingat jangan bohong.. kalau ketauan bohong nilai kalian bisa bapak kecilkan “ ucap pak rabin pada murid-muridnya
“ Iyaa pakkk “
      ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah 6 bulan belajar di kelas XI, waktu ulangan semester1 pun tiba, setelah ulangan semester selesai pembagian raport pun di adakan, dan dilla mulai deg-degan untuk menerima raportnya.. dan hasilnya alhamdulilah sangat memuaskan .. semua nilainya di atas KKM.. Deka yang merupakan sahabat Dilla bertanya kepada dilla soal nilai Bahasa Indonesiannya
“ Dil, nilai Bahasa Indonesia kamu berapa ?”
“ Alhamdulillah, cukup memuaskan Deka, sangat jauh di atas KKM deka “
“ Alhamdulilah, kalau seperti itu “
“ Iya Deka, oh iya kamu mau liburan kemana ?”
“ hmm, Sepertinya aku Cuma liburan di rumah dil, kalau kamu liburan kemana?”
“ Aku juga liburan di rumah aja dek, hehe “
“ yaudah, kita pulang yok dil, aku ingin segera memperlihatkan hasil raportku “
“ oke dekaa, “
Deka dan Dilla pun segera pulang kerumahnya masing-masing.
                                  --------------------------------------------------------------
Liburan pun telah usai dan Semester 2 pun telah datang.. saatnya memulai semangat yang baru dalam belajar..
Di semester 2 ini dilla lebih berani dalam mengemukakan pendapatnya, dan dilla pun sudah mulai berani dalam berbicara pada saat-saat di adakan diskusi di pelajaran apapun..
 Pelajaran Bahasa Indonesia pun masih tetap ada di semester 2 ini, bahkan materinya pun lebih lumayan sulit dari yang sebelum-sebelumnya. Dan lagi di tambah dengan adanya tugas  diskusi yang di tiap anggota itu di haruskan untuk berbicara dan juga harus menguasai materi,  namun semua itu telah menjadi kebiasaan anak-anak jurusan IPA yang di wajibkan untuk dapat dan berani dalam mengemukakan pendapat serta lancar dalam berbicara,.
Dan kini bisa di pastikan bahwa semua anak-anak sudah lancar dalam berbicara dan juga sudah lancar dalam mengemukakan pendapatnya, semua itu di karenakan dari Pak Rabin..

Terimakasih Pak Rabin J

Aku dan Kamu Tak akan pernah pisah


Lidya, Anggita, Melisa, dan Dilla adalah empat sekawan yang saling melengkapi, mereka sudah berteman sejak kelas XI SMA, walau pun mereka mempunyai kepribadiaan  yang berbeda, namun janji untuk selalu bersama selalu mereka tepati sampai saat ini.

“Bersama kita akan kuat,
Tak akan ada yang bisa menggoyahkan kita,
Rasa ini akan selalu sama,
Aku tanpa mu, bukan apa-apa,
Sahabat segalanya,
Kita selamanya,
You and Me never END.” Itu lah janji yang slalu mereka pegang.

Dilla adalah anak satu-satu nya dalam keluarga nya, dia masih  ke kanak-kanak an, dia keras kepala, emosian,dan kadang-kadang  memiliki selera humor yang tinggi
Anggita adalah anak yang cerewet,  tapi  selalu ceria,  dan  jarang sekali  menangis, slalu tersenyum, Anggita lah yang bisa bersikap paling dewasa diantara mereka.
Lidya adalah anak yang paling cengeng diantara teman-teman nyaitu terbukti apabila sedang ulangan, jika dia merasa jawabannya salah maka Lidya akan menangis
Yang terakhir, Melisa dia adalah anak yang tomboy, namun akhir akhir ini dia mulai mengurangi ketomboyannya

***

Sahabat yang sejati itu perlu di uji, begitu lah yang sering dialami oleh Dilla dan kawan-kawan, seringkali persahabatan mereka nyaris hancur, tapi ternyata mereka belum siap untuk berpisah, dan akhirnya bersatu kembali.
***
Seperti biasa setiap hari minggu adalah hari untuk mereka bersenang-senang.  Kadang-kadang  mereka pergi main ke rumah Dilla,atau jalan-jalan kemana saja mereka suka. kali ini  mereka akan pergi main kerumah salah satu teman sekelas mereka,namun agak sedikit berbeda karna hanya ada Lidya dan Dilla, sedangkan Anggita dan Lidya tidak tau kemana

“Akhirnya dating juga kamu Zel.” Sapa Lidya pada Zelvia yang baru datang.
“Yaiyalah aku datang, kan kita udah janjian.” Sahut Zelvia
“Tapi mana teman-teman yang lain?, udah jam berapa nih sekarang ??” sahut Dilla dengan sedikit kesal
“Mungkin bentar lagi kali, Dill.” Jawab Lidya
“udah lah, kamu pulang aja!Mood aku udah hilang.”  Jawab Dilla dengan kesal

***
Di sekolah pun, Dilla tak mau bicara dengan sahabat-sahabat nya, terlalu berlebihan memang, hanya karna mereka tidak datang kemarin Dilla  mendiami  mereka.  Namun karena mereka sudah terlalu  mengenal Dilla, jadi mereka tidak mau mengganggu nya, nanti  juga dia akan baik sendiri.

***
Siang ini, ada pelajaran Fisika, mereka di bagi menjadi beberapa kelompok,yang masing-masing kelompok terdiri atas empat  orang. Dan ternyata mereka berempat tergabung dalam satu kelompok untuk mengerjakan tugas itu.
Hari minggu besok, mereka bermaksud untuk membuat tugas itu di rumah Dilla, semua nya setuju. Begitu  juga dengan  Dilla walaupun ia tak bicara kepada mereka.
“Minggu besok,
 kita mau ngerjain tugas fisika di rumah Dilla
boleh kan Dil ??.” Seru Anggita
“Iya.” Sahut Dilla.
“Ada yang nggak bisa hadir ?? kalau ada yang nggak bias bilang sekarang, biar kita cari hari lain, dari pada acara kita berantakan.” Sambung Anggita
“bisa kok.” Jawab Lidya
“Iya, aku juga bisa kok.” Sambung Melisa
“ok ! kita mulai jam 11.00 wib. Dan kalian harus datang sebelum jam 11.00 wib.”
“kalian  semua jangan pada ngomong aja dong,
Kalo janji itu harus di tepati.” Timpal Dilla
Yang lain nya Cuma manggut-manggut.
***
Sekarang adalah hari mingggu, seperti yang mereka rencana kan bahwa hari ini mereka akan mengerjakan tuga kelompok fisika di rumah Dilla. Tapi ternyata apa yang di duga Dillatepat sekali. Sampai jam 11.45 wib baru Anggita dan Lidya yang datang.
“Ang, si Melisa kemana sih??
Jam segini belum dating juga.” Dilla memulai pembicaraan.
“aku juga gatau Dill,
Aku udah telpon,tapi  gak diangkat-angkat”. Sahut Anggita.
“kalo gitu kita mulai aja lagi .”
“tapi, gak komplit dong jadinya.”
“salah siapa,?? Jam segini belum datang,di hubungin, gak bisa.
udah lah nungguin dia sampai jamuran juga gak bakalan datang.” Jawab Dilla dengan kesal
“yaudah lah,terserah kamu.” Jawab Lidya

Hampir selesai Mereka bekerja, barulah Melisa muncul. Dengan rasa bersalah Melisa meminta maaf kepada teman-teman nya.

“Semuanya, maafin aku ya?? ” sapa Melisayang baru datang.
“ngapain kamu datang?? ” jawab dilla dengan nada kesal.
Melisa yang merasa bersalah Cuma menunduk.
“bukan nya urusan kamu lebih penting dari pada tugas ini ?? ” sambung Dilla
 “emangnya kamu kemana sih Mel?, bisa sampai lupa kalau hari ini jadwalnya kita kerjain tugas kelompok,kamu pikirin dong yang lain nya,
bukan cuma kamu aja yang rugi, yang lain juga bakal  ikutan rugi.”  Sahut Lidya dengan kesal
Melisa kembali tertunduk tanpa jawaban.
. “STOP!!!!
kenapa sih kalian jadi rebut gini “ potong Anggita

***
 Semenjak admya adu mulut antara Dilla dan Melisa, kini mereka tampak jarang  bersamaAnggita dan Lidya sebagai sahabat yang baik tak ingin melihat persahabatan mereka hancur  cuma karna masalah yang kecil itu.

Anggita mencoba memberi pengertian kepada Dilla dan Melisa, untuk bisa saling memaafkan.
“Dilla, Melisa.. tolong dengerin aku, sebagai seorang sahabat, aku gak mau kalian  kayak gini. Aku Cuma mau kalian berdua baikan kita udah temenan lama banget,kita tau dong  pribadi masing-masing, gak mungkin cuma karna masalah itu,kita jadi renggang ,
persahabatan kita itu kuat .” Anggita  menjelaskan
Melisa tampak nya mulai tergerak untuk meminta maaaf, tapi tidak  dengan Dilla.
“Anggita, maafin aku ya.”Melisa mulai tersentuh.
“kamu ga perlu minta maaf ke aku, kamu harusnya minta maaf ke Dilla” jawab Anggita
 “Dill, kamu mau maafin aku kan?” Tanya Melisa
Dilla Cuma diam seribu bahasa, tanpa menghiraukan Melisa
“Dill, toling maafin Melisa Demi persahabatan kita.” Bujuk Anggita pada Dilla
Dilla kini mulai sedikit tersentuh, dia coba melirik Anggita, Lidya, dan juga  Melisa
“ iya aku maafin kok Meln aku juga minta maaf  ya sama kamu.” Dilla mulai bersuara.
“pasti aku maafin kamu kok Dill.” Jawab Melisa tanpa ragu.
“nah, sekarang gak boleh lagi ada tangisan diantara kita, kita harus slalu tersenyum pada dunia kalo kita itu kuat.” Sahut Anggita
“tapi kayak nya sekarang kita bakalan nangis deh,” Lidya angkat suara.
“hah? Emangnya kenapa Lid,?” tanya Melisaheran.
“Karena tugas kelompok Fisika kita, ketinggalan di rumah aku.” Jawab Lidya pelan.
Serempak  Dilla, Anggita, dan Melisa bersorak
            “Lidyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”